Bunda mengingatkan bahwa supaya Tian tidak lupa mencuci piring
sebelum bunda ke pasar. Tian mengatakan bahwa dia sedang membaca buku dan
mengingikan kak Debi yang menggantikan dia bekerja. Tian berfikir bahwa
seharusnya kak Debi yang mengerjakan sema itu karena kak Debi yang lebih
dewasa, sementara Tian masih kelas 4 SD dan harus mengerjakan PR nya. Akhirnya
Tian pun bersantai santai di kamar. Setengah jam kemudian, bunda pun datang
dari pasar dan Tian buru –buru berpura-pura tidur. Tiba-tiba Tian mendengar
bahwa bunda mengeluh karena Tian belum menyelesaikan pekerjaan yang di perintah
bunda. Bunda pun datang ke kamar Debi dan menasihatinya bahwa jika nanti Debi
sudah kuliah dan nge-kost, ia tidak kaget akan pekerjaan rumah yang harus ia
jalani. Seketika Tian berkata bahwa nanti jika ia sudah kuliah , ia ingin tidak
usah repot-repot mengerjakan pekerjaan seperti itu dan berfikiran untuk membeli
makan di luar saja. Lima belas menit kemudian Tian keluar dari kamar dan
menyangka piring-piring dan gelas kotor sudah bersih . Dilihatnya bunda dan kak
Debi sedang asyik menyiangi sayuran. Tiba-tiba bunda memanggil Tian untuk makan
siang. Disaat itu Tian heran piring yang ia lihat berubah menjadi piring rotan
yang dialasi daun pisang yang terdapat di meja makan. Bunda mengatakan bahwa
bunda bosan akan keadan piring makan dirumah memakai piring yang terbuat dari
kaca dan berkata jikalau sudah selesai makan, daun pisangnya bisa langsung di
buang. Tian sangat senang dengan pernyataan tersebut, ia berfikir bahwa dengan
seperti itu, ia tak perlu susah payah untuk mencuci piring lagi. Ternyata
kebiasaan makan dengan piring rotan beralas daun pisang berlanjut pada sesi
makan malam dan sesi keesokan harinya. Keesokan harinya Tian meminta bunda
untuk memasak sup makanan kesukaannya, karena dari kemarin ia tidak makan sup.
Biasanya bunda selalu memasak sup. Sup ayam, sup sapi, sup ikan, atau sup
seafood, berganti-ganti setiap hari. Bunda menoleh dan berkata bahwa piring
rotan yang mereka gunakan itu tidak cocok untuk makanan berkuah karena piring
tersebut tidak cekung dan nyaris datar. Tian merasa keadaan yang biasa saja
selama 2 hari , bunda memasak hidangan kering. Pada saat hari ke lima Tian
mengusul untuk mengubah piringnya seperti semula karena ia ingin memakan sup
lagi. Bunda tersenyum sambil menanya Tian mengapa ia ingin mengubah piring,
padahal Tian senang jika tidak mencuci piring. Tian terdiam malu. Ternyata
dibalik semua itu bunda mempunyai maksud, bunda membeli piring baru karna Tian
sering menghindar dari tugas. Akhirnya Tian menyadari dan berjanji tidak akan
malas lagi mencuci piring. Keesokannya bunda memasak sup kesukaan Tian dan Tian
pun menepati janjinya untuk mencuci piring hari ini, juga hari-hari
selanjutnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar