Pada suatu pagi hari yang cerah…
Guru (Dita): “Anak-anak.. Hari ini kita kedatangan 2 orang teman
baru.”
Semua Murid:
“Yeeeeyyy!”
Akbar : “Memang, mereka berdua
siapa, Bu?”
Guru (Dita): “Ya, mereka ada di luar. Nak, ayo masuk..”
Habibah & Fajar: (Masuk dengan malu-malu)
Guru (Dita): “Baik, sekarang, perkenalkan diri kalian
masing-masing.”
Habiba :
(Dengan logat Jawa) “Hallo, konco-konco. Kenalno, Jeneng
ku Habibah Hafshah, asalku SMPN loro Suroboyo. Tulung
ajarono aku yo.”
ku Habibah Hafshah, asalku SMPN loro Suroboyo. Tulung
ajarono aku yo.”
Edo :
(Dengan logat Ambon) “Halo téman-téman.
Béta ingin
mémpérkénalkan diri. Nama béta Edo Karoba. Mohon
bimbingannya.”
mémpérkénalkan diri. Nama béta Edo Karoba. Mohon
bimbingannya.”
Semua
Murid: (Tertawa)
Faris : “Weee, Ambon
manisé!”
Semua
Murid:
“Hahaha” (Tertawa)
Guru
(Dita): “Sudah, sudah….
Ayo, Habibah & Edo. Silahkan
duduk”.
duduk”.
Amel : “Eh, kamu.. Duduk
disebelah aku aja!”
Habibah :” Maturnuhun yo. (Lalu
duduk disebelah Amel) Oh ya,
sampean jenenge sopo?”
sampean jenenge sopo?”
Amel : “Namaku Amel…”
Habibah : “Oooh, Amel… Seneng kenalan
denganmu, Amel…”
Amel : “Ya, Habibah”
Bel istirahat pun berbunyi..
Karol,
Izzah, Tika: “Hey, Amel! Yuk jajan!”
Amel :” Ayo.. Oh ya,
Habibah, kamu mau ikut gak?”
Karol : “Udahlah, Mel, lu
gak usah ngajak-ngajak dia!” (Nunjuk
Habibah)
Habibah)
Tika : “Tau, lo Mel..
Mendingan gak usah!” (Mendukung Karol)
Izzah : “Yaudah, ajak saja
Habibah. Kasian tau..”
Karol : “Tapi kan..”
Habibah : “Sudahlah, aku ndak usah
ikut. Lebih baik aku dikelas.
Izzah : “Gapapa kok, Bibah.
Ayo, ikut aja!” (Menarik tangan Habibah
bermaksud untuk mengajak Habibah supaya Habibah mau
ikut pergi)
bermaksud untuk mengajak Habibah supaya Habibah mau
ikut pergi)
Tika : “Mel, kenapa sih
lo ngajak-ngajak dia? Gak asyik tau! Udah
logatnya medok-medok gitu lagi!”
logatnya medok-medok gitu lagi!”
Faris
& Akbar : (Datang Secara
tiba-tiba) “Hey, guys!”
Tika : “Lo lagi, Bar,
ngapain lagi ngajak-ngajak tu orang Ambon?”
Karol : “Tau! Ngapain lagi
sih?!”
Faris : “Si Akbar terlalu
baik! Gue juga ga tau tuh kenapa tiba-tiba si
Akbar mau aja ngajakin si Edo.”
Akbar mau aja ngajakin si Edo.”
Amel : “Sudahlah, kalian
ini kenapa sih? Mereka kan teman baru kita.
Gak salah kan kalau kita ajak?”
Gak salah kan kalau kita ajak?”
Izzah : (Mengangguk setuju)
“Benar itu yang dikatakan Amel.”
Akbar : “Betul-betul. Mereka
itu sekarang jadi teman kita juga.”
Karol : “Tapi kan, mereka
itu bener-bener deh. Logat aslinya kentel
banget!”
banget!”
Tika
& Akbar :” Bener tuh!”
Amel : “Iya, terus salah
ya kalau logat mereka terlalu kental seperti
itu?”
itu?”
Karol : “Enggak sih. Cuma,
gue bingung aja sama kalian… Emang
kalian ngerti ya apa yang dia bilang?” (Sambil menunjuk
Habibah & Fajar)
kalian ngerti ya apa yang dia bilang?” (Sambil menunjuk
Habibah & Fajar)
Amel
: “Ngertilah.
Sedikit-sedikit.”
Izzah : “Sudahlah, urusan
itu tidak usah dipermasalahkan. Yang
penting, sekarang mereka jadi teman kita.”
penting, sekarang mereka jadi teman kita.”
Karol
& Tika : “Males banget
gue jadi temen ke dua anak kampung
itu.”
itu.”
Faris : “Apalagi gue.
Impossible banget ya!!!”
Izzah : “Kalian semua
kenapa sih, tidak pernah mau jadi teman
mereka.”
mereka.”
Amel : “Iya, memang kenapa
sih, meskipun dia beda suku sama kita,
kita tetap tidak boleh memilih-milih teman.”
kita tetap tidak boleh memilih-milih teman.”
Habibah : “Ndak papa to amel, aku
ini memang kampungan kok.
Ndak usah belain aku.”
Ndak usah belain aku.”
Edo : “Beta juga tak
usah kau bela.”
Akbar : “Sudah-sudah. Kalian
jangan merasa rendah diri begitu,
memang teman-teman kita seperti itu. Tidak usah
dimasukkan ke hati ya.”
memang teman-teman kita seperti itu. Tidak usah
dimasukkan ke hati ya.”
Tiba-tiba Bu guru (Dita) datang
menemui anak-anak
itu
itu
Guru
(Dita):” Ada apa anak-anak,
kok seperti ada masalah? Kenapa
Habibah dan Fajar terlihat murung?”
Habibah dan Fajar terlihat murung?”
Habibah : “Ndak ada apa-apa kok,
Bu.”
Guru
(Dita): “Benar tidak ada
apa-apa?”
Edo : “Betul kali, Bu!”
Izzah : “Bohong, Bu.”
Amel : “Faris, Karol, Tika
tidak mau menjadi teman Habibah dan
Fajar.”
Fajar.”
Akbar : “Iya, Bu.”
Guru
(Dita): “Kenapa?”
Karol,Tika,Faris: “Soalnya mereka beda suku sama kita,
sama kampungan lagi, Bu.”
Guru
(Dita): “Begini, walaupun kita
berbeda-beda suku. Kita tetap
harus bersatu. Tidak boleh memilih-milih teman.
Karena di Indonesia itu, tidah hanya suku kita saja.
Masih banyak suku lain.
harus bersatu. Tidak boleh memilih-milih teman.
Karena di Indonesia itu, tidah hanya suku kita saja.
Masih banyak suku lain.
Karol,Tika,Faris: “Baik Bu.”
Guru
(Dita) : “Untuk Habibah dan
Edo, mulai sekarang harus mulai
belajar Bahasa Indonesia agar yang lainnya mengerti
dan tidak menjauhi kalian. Karena Bahasa Indonesia
adalah bahasa persatuan yang digunakan di Negara
kita.”
belajar Bahasa Indonesia agar yang lainnya mengerti
dan tidak menjauhi kalian. Karena Bahasa Indonesia
adalah bahasa persatuan yang digunakan di Negara
kita.”
Habibah
& Edo : “Ya, Bu.”
Karol : “Maafin gue, Tika,
sama Faris ya? Karena sudah sering
mengejek dan mengolok-ngolok kalian.”
mengejek dan mengolok-ngolok kalian.”
Habibah : “Ndak papa kok.”
Edo (Fajar): “Tak apa, Beta tak sakit hati.”
izin copy yaa. merci
BalasHapusizin copy ya, dramanya bagus makasih
BalasHapusIzin pakek ya buat lomba di sekolah
BalasHapusPas banget dialognya. Izin copy ya
BalasHapusMatursuwun mbk Kartika
kak izin copy naskah dramanya ya :)
BalasHapusIzin copy kak
BalasHapusizin copy ya
BalasHapusIjin copy dramanya... Terus berkarya mbak...
BalasHapusizin copy dialognya
BalasHapusMatur suwun sanget nggeh Mbak
BalasHapusIzin copas yaa buat praktek
BalasHapusIzin pake buat tugas di sekolah
BalasHapusG
HapusIzin copas
BalasHapusNuhun
G
HapusIzin copi ya
BalasHapusG
HapusIzin pakai buat film tugas ppkn y kak.
BalasHapus:)
G
HapusIzin copy kak.
BalasHapusIzin copas kak
BalasHapusIzin copy
BalasHapusIzin copy:) mau dibikin film pendek 🙏
BalasHapusIzin copy ngeh mbak buat praktek
BalasHapusIzin copy ya,buat tugas sekolah
BalasHapusIzin copy untuk tugas
BalasHapusIzin buat tugas sekola
BalasHapusIzin bak saya ada tugas peraktek drama
BalasHapus